Tuesday, September 29, 2015

Tak mau pulang!

Padang ilalang gersang
Telah tunduk pada kematian
Dan generasi rumput hijau muda
Dengan semangat menggantikan tuan

Suara mesin diesel yang lelah
Memecah bingar musik pesta
Pembangunan makin membuas
dan tidak berhenti
Gedung tinggi pada ufuk timur nan megah
Menjadi lambang kematian yang pasti

Bagi rawa yang kering kerontang meronta

Kami tak punya air untuk diteguk
Kami tak punya lahan untuk makan
Kami yang hijau, dengan semangat gantikan tuan
biar melawan, akan berikan harapan
Meski kehilangan tak gentar mulai pergerakan

Walau hijau kami hilang
Tak terhenti meski sudah jamnya pulang!

Hahaha.

Balon merah kuning di tengah kegelapan
Tergantung di bambu seperti terbeban
Tergoyang angin, bergerak kacau
Seperti sepasang hati yang kian risau

Komplek ilalang di belakangnya tak peduli
Mereka terhempas seragam
Namun kaki terpatri mati
Tidak bertujuan di tengah malam

Semua hilang, seperti sakit, yang kian kebal
Cintaku
Peduliku
Kasihku
Tetap tak bertujuan, kekal