Makhluk tak bercelah datang padaku
Tanpa setetes munafik pun padanya
Sebuah sempurna pada pandangku
Berjalanlah selama waktu lalu bersebelahan aku
Lalu aku menunggu dan menunggu
Pada sebuah tembok tak berpintu
Bukan mengeluh aku pada waktu
Tapi hati ini telah sakit menunggu terbukanya kamu
Aku salah mengerti
Cintanya ada hanya fikirnya bersemu
Maka bergantung aku pada langit pun biru
Menunggu cinta benar tumbuh untuk aku
Aku sungguh mau kamu
Yang selalu bersamaku berbagi senja di depan rumahmu
Aku sungguh kangen kamu
Manakala pelukmu, lalu belai lembut rambutmu
Kamu,
Aku menunggu.
No comments:
Post a Comment