Aku menulis karena orang di
sekelilingku menulis
Salah satu temanku menulis
tentang takdir
Tapi aku tidak setuju dengannya
Dia memiliki pendapat yang
berbeda denganku tapi aku tak merasa perlu merubah pikirannya
Karena manusia lahir dengan
pemikirannya, yang unik, dan itu yang membedakan kita, bukan?
Maka bukan hak kita untuk merubah
seseorang tanpa alasan yang jelas, apalagi kepuasan diri sendiri.
Memang kebenaran hanya ada satu,
kita manusia, tidak selalu tahu mana yang benar dan yang salah, dan kita tidak
diwajibkan slalu benar, karena yang maha benar itu ada, ya kalian sudah tahu
siapa, maka pujilah dan percayalah padaNYA.
Oh, aku teringat tentang salah
satu puisiku, “maka percakapan kita sedang baik saja, bukan?”
Aku baru sadar bahwa kita sudah
tidak memiliki percakapan apapun, jarak membisukan, sebuah insiden memecahkan,
aku benci dengan sok bijakmu, kamu benci aku, tapi aku takkan pernah memutus
silaturahmi, terlalu konyol untuk itu.
Sudah lama aku ingin bercakap –
cakap dengan teman – teman yang tak pernah kutemui, and i just did, here in
this university,” life is as fascinating as always, you just need to try to see it from
every point-of-view to see its beauty” itu adalah bukan kalimat pertama
yang kubayangkan saat menulis hal ini.
Dan manakala teman kita
bertambah, membagi waktu adalah hal yang susah, maka gunakan waktu sebijak
mungkin kawanku, kita tidak akan pernah tau apa yang telah kita lewatkan, and
as you know “time is as sad as a river, it flows one way, and can never flow
backwards, time has it pleasanty to make you sad, and grieve in regret”
Haaa, enough with the sad and
gloomy atmosphere, its good to live alone in this big and confusing city, you
always get what you never expected.
I have the feeling that if i can
not control myself, it would be the end for me, well, God help me, please.
I have no intentions in getting
on a romantic relationship with anyone here, but the temptations are always
there to bother, devils sure are an evil, and humans are humans, lets not fall
to their temptation.
Oh, try to listen to White Shoes
and The Couples Company for you who adores and respects the old-school, worth
to listen.
apik mas. tapi pertama kali lihat males baca soalnya ngga rapih. maaf cman kasih komen kok u,u
ReplyDeleteaku kan bukan neny
ReplyDeleteokaaaaay
ReplyDeleteajarin a, haha
ReplyDelete