Pernahkah manusia merasa kehilangan hingga tak mampu mencipta kata?
Yang sebenarnya kita tak kehilangan apa - apa
Hanya bersimpati pada manusia lain yang kita sayangi
Bersimpati karena pada mereka yang kita sayangi itulah kehilangan terjadi
Pernahkah mata manusia terasa panas karena ini?
Aku menangis bangga melihat dia yang kusayang kuat akan apa yang menimpanya
Tetap ceria seperti biasa
Bibir meski pucat tetap kembangkan senyum teramat manis darinya
Sungguh aku bangga wahai wanita kuat
Aku tenggelam pada aksara bernada yang kau kenang
Sesak pada dada tapi terasa lega bahwa kau tidak apa - apa
Kamu kuat sayang, aku tenang
Jangan pernah hampakan matamu karena aku ada
Aku yang tidak sempat menangkap semua ekspresimu
Tapi aku mau kamu tetap hidup dengan semua ekspresi indahmu
Kamu lebih indah daripada kupu - kupu paling indah
Kamu bisa hidup lebih dari matahari percikkan cerah
Wanita sepertimu lah yang membuat menulis itu senikmat jatuh cinta
Maka aku menulis, karena sepertinya aku cinta
Kamu
Friday, December 7, 2012
Wednesday, October 31, 2012
Bulan Kemarin
Malam ini sebuah kosong
Langit sudah keterlaluan
Meninggalkan bulan untuk ditawan
Manusia bergetar dengar tangisan bintang
Teganya tinggalkan bulan sendiri
Langit pun mampu diam tak peduli
Bulan adalah aku yang kesepian
Langit, duniaku yang nampak kasihan
Aku mau lihat wajah - wajah itu lagi
Sangatlah boleh diulang berkali - kali
Pantaskah bagiku yang sepi ini
Dirayu kelam kembali dalam sunyi
Oh kekasih kembalilah padaku
Mari sini, sang hati telah lama menunggu
Tapi kini tak perlu lagi kan?
Aku tahu, adalah masa kau kembali dalam pelukan
Kembali melucukan hari - hari
Melucuti mimpi - mimpi
Walau kau kembali
Bukan kekasih
Langit sudah keterlaluan
Meninggalkan bulan untuk ditawan
Manusia bergetar dengar tangisan bintang
Teganya tinggalkan bulan sendiri
Langit pun mampu diam tak peduli
Bulan adalah aku yang kesepian
Langit, duniaku yang nampak kasihan
Aku mau lihat wajah - wajah itu lagi
Sangatlah boleh diulang berkali - kali
Pantaskah bagiku yang sepi ini
Dirayu kelam kembali dalam sunyi
Oh kekasih kembalilah padaku
Mari sini, sang hati telah lama menunggu
Tapi kini tak perlu lagi kan?
Aku tahu, adalah masa kau kembali dalam pelukan
Kembali melucukan hari - hari
Melucuti mimpi - mimpi
Walau kau kembali
Bukan kekasih
Wednesday, October 17, 2012
konyolnya hari ini
dibombardir
telah hancur pelabuhan ini
perahu ajal-hati telah menepi di puing perlabuhanku
menjemputku membawa lari
layarku inginkan pergi
tapi jangkar berat menjadi
butanya mata jadikan tak sepadan
aku benci tapi tak ingin pergi
aku muak tapi kaki tak bergerak
kasihan hati ini
raditya pergi mencibir
aku risih bertutur sakit
aku enggan menitik sedih
pergi aku mau pergi
pergi...
tidak ada lagi menunggu cinta
telah hancur pelabuhan ini
perahu ajal-hati telah menepi di puing perlabuhanku
menjemputku membawa lari
layarku inginkan pergi
tapi jangkar berat menjadi
butanya mata jadikan tak sepadan
aku benci tapi tak ingin pergi
aku muak tapi kaki tak bergerak
kasihan hati ini
raditya pergi mencibir
aku risih bertutur sakit
aku enggan menitik sedih
pergi aku mau pergi
pergi...
tidak ada lagi menunggu cinta
Saturday, September 15, 2012
Tak Sepadan oleh Chairil A.
Aku kira
Beginilah nanti jadinya
Kau kawin, beranak dan berbahagia
Sedang aku mengembara layaknya Ahasveros
Dikutuk-sumpahi Eros
Aku merangkaki dinding buta
Tak satu juga pintu terbuka
Jadi baik juga kita padami
Unggunan api ini
Karena kau tidak kan apa apa
Aku terpanggang tinggal rangka.
Beginilah nanti jadinya
Kau kawin, beranak dan berbahagia
Sedang aku mengembara layaknya Ahasveros
Dikutuk-sumpahi Eros
Aku merangkaki dinding buta
Tak satu juga pintu terbuka
Jadi baik juga kita padami
Unggunan api ini
Karena kau tidak kan apa apa
Aku terpanggang tinggal rangka.
Friday, September 14, 2012
Menunggulah Cinta
Makhluk tak bercelah datang padaku
Tanpa setetes munafik pun padanya
Sebuah sempurna pada pandangku
Berjalanlah selama waktu lalu bersebelahan aku
Lalu aku menunggu dan menunggu
Pada sebuah tembok tak berpintu
Bukan mengeluh aku pada waktu
Tapi hati ini telah sakit menunggu terbukanya kamu
Aku salah mengerti
Cintanya ada hanya fikirnya bersemu
Maka bergantung aku pada langit pun biru
Menunggu cinta benar tumbuh untuk aku
Aku sungguh mau kamu
Yang selalu bersamaku berbagi senja di depan rumahmu
Aku sungguh kangen kamu
Manakala pelukmu, lalu belai lembut rambutmu
Kamu,
Aku menunggu.
Tanpa setetes munafik pun padanya
Sebuah sempurna pada pandangku
Berjalanlah selama waktu lalu bersebelahan aku
Lalu aku menunggu dan menunggu
Pada sebuah tembok tak berpintu
Bukan mengeluh aku pada waktu
Tapi hati ini telah sakit menunggu terbukanya kamu
Aku salah mengerti
Cintanya ada hanya fikirnya bersemu
Maka bergantung aku pada langit pun biru
Menunggu cinta benar tumbuh untuk aku
Aku sungguh mau kamu
Yang selalu bersamaku berbagi senja di depan rumahmu
Aku sungguh kangen kamu
Manakala pelukmu, lalu belai lembut rambutmu
Kamu,
Aku menunggu.
Tuesday, August 7, 2012
Putri Jangan Pergi
Sebenarnya aku ingin meperbudak matahari
Memiliki setiap centi dari malam, hingga menikmati kopi
bertahtakan bulan
Kemudian kubendung aliran waktu
Lalu menggila di bawah langit hitam bersamamu
Sayang, mari kita lupakan khayalan
Aku bukanlah sang waktu yang miliki semua detiknya dunia
Aku sang penyair, yang karena puisinya
Bisa merobek celah dalam sungai berdetik kencang olehnya
pena
Untuk mencuri sekejap denganmu
Melepas rindu, melontar senyum
Sekedar menggandeng mesra putri seperti biasa
Pada secuil jeda yang kucuri dari waktu
Bukan untuk nafsu
Hanya sesederhana rindu
Karena aku, ingin kamu, ingin sekali
Sendirinya Pergi.........
Aku bukan siapa, sedang nikmati pedih sendirinya, nyaman muakkan hatinya
Bukan karena benci, bukan asmara, bukan pula tetek bengek hati
Aku muak malam ini karena aku tak memiliki dan setiap detiknya aku merugi merindu
Merugi merindu atas suatu yang tak pernah aku miliki bahkan bisikkan dalam hati
Bukan karena benci, bukan asmara, bukan pula tetek bengek hati
Aku muak malam ini karena aku tak memiliki dan setiap detiknya aku merugi merindu
Merugi merindu atas suatu yang tak pernah aku miliki bahkan bisikkan dalam hati
Beruntungnya Membaca Sebelum Dibaca
Kemarin aku berjalan menuju tapal batas hidupku
Tapi syaraf hentikan tapakku
Aku sadar kumelupakan sesuatu
Pada ujung tempatku berlabuh lalu
Hari ini aku mencari apa yang kulupakan tadi
Yang aku ingat hanyalah aku patah hati
Oh ternyata hal yang duniawi sekali
Aku telah berlaku rugi pada diri sendiri
Besok aku yakin aku akan menulis tentang sebuah cerita
Dimana aku pemeran utama dan kamu kekasihnya
Betapa bodoh aku terpaku, kamu tetap duniawi cinta
Lalu semua kembali pada semu di ujung dunia
Kubersujud pada pencipta alam, saat peralihan malam
Deru getar hati tiap ayat memberi jawaban pada akal
Betapa mengejar dunia adalah fana, dan menyesallah adanya
Harusnya aku seperti kelinci putih lucu yang memancingmu memberinya wortel yang segar
Meninggikan kualitas ketuhananku sehingga duniawipun menyertai langkahku
Saturday, August 4, 2012
Mumbling.....
Aku menulis karena orang di
sekelilingku menulis
Salah satu temanku menulis
tentang takdir
Tapi aku tidak setuju dengannya
Dia memiliki pendapat yang
berbeda denganku tapi aku tak merasa perlu merubah pikirannya
Karena manusia lahir dengan
pemikirannya, yang unik, dan itu yang membedakan kita, bukan?
Maka bukan hak kita untuk merubah
seseorang tanpa alasan yang jelas, apalagi kepuasan diri sendiri.
Memang kebenaran hanya ada satu,
kita manusia, tidak selalu tahu mana yang benar dan yang salah, dan kita tidak
diwajibkan slalu benar, karena yang maha benar itu ada, ya kalian sudah tahu
siapa, maka pujilah dan percayalah padaNYA.
Oh, aku teringat tentang salah
satu puisiku, “maka percakapan kita sedang baik saja, bukan?”
Aku baru sadar bahwa kita sudah
tidak memiliki percakapan apapun, jarak membisukan, sebuah insiden memecahkan,
aku benci dengan sok bijakmu, kamu benci aku, tapi aku takkan pernah memutus
silaturahmi, terlalu konyol untuk itu.
Sudah lama aku ingin bercakap –
cakap dengan teman – teman yang tak pernah kutemui, and i just did, here in
this university,” life is as fascinating as always, you just need to try to see it from
every point-of-view to see its beauty” itu adalah bukan kalimat pertama
yang kubayangkan saat menulis hal ini.
Dan manakala teman kita
bertambah, membagi waktu adalah hal yang susah, maka gunakan waktu sebijak
mungkin kawanku, kita tidak akan pernah tau apa yang telah kita lewatkan, and
as you know “time is as sad as a river, it flows one way, and can never flow
backwards, time has it pleasanty to make you sad, and grieve in regret”
Haaa, enough with the sad and
gloomy atmosphere, its good to live alone in this big and confusing city, you
always get what you never expected.
I have the feeling that if i can
not control myself, it would be the end for me, well, God help me, please.
I have no intentions in getting
on a romantic relationship with anyone here, but the temptations are always
there to bother, devils sure are an evil, and humans are humans, lets not fall
to their temptation.
Oh, try to listen to White Shoes
and The Couples Company for you who adores and respects the old-school, worth
to listen.
Belati Tepi Nadi
Ada perang bahkan di belakang rumahku
Mereka nyatakan hati pada pucuk belati
Bukan maksut telah aku berlari
Tapi siapa yang mau mati?
Aku sudah tidak kenal dunia ini
Bukan hanya asing, tapi sudah lain
Yang mana kutahu bahwa risala hati tidak butuh adanya sobekan
nadi
Maka lebih baik puisikan sayang kemudian mati kelaparan
Daripada lupakan diri lalu mati berbagi sedih, tanpa punya
hati
Ada kakek menghisap sebatang kretek berteriak kepadaku
“mengapa tak ingat mereka akan apa itu indah, seperti yang
diajarkan ibu – ibu mereka, pada damainya suatu masa”
Sunday, June 24, 2012
Paskibra Bhawikarsu
Tinggalkan ayah tinggalkan ibu,
Izinkan kami pergi berjuang
Di bawah kibaran merah putih,
Tak gentar ayo maju
Tidaklah kembali pulang,
Sebelum kita yang menang
Walau mayat terkapar di medan juang,
Tapi kita tak akan gentar
Maju ayo maju maju
Singkirkan dia dia dia
Izinkan kami pergi berjuang
Di bawah kibaran merah putih,
Tak gentar ayo maju
Tidaklah kembali pulang,
Sebelum kita yang menang
Walau mayat terkapar di medan juang,
Tapi kita tak akan gentar
Maju ayo maju maju
Singkirkan dia dia dia
Wednesday, April 4, 2012
Pemudi pada Cinta
Andalah pemudi,
Yang mencinta dalam bayang
Perhatikan dan perhatian,
Pada pemuda tak sadar kan sayang
Anda pemudi,
Mencinta dalam diam
Curahkan rasa, hati, menjadi bidadari,
Baginya pada malam
Dan dialah pemuda,
Subjek mencinta dari bayang dan diam
Sedang tertutup hatinya,
Oleh sunyi terang dan bingarnya kelam
Matilah pekanya oleh sentuhan bidadari
Pemudi simpan rasa tak berbentuk, tak berbalas
Hatinya perlahan mati hadapi dingin harapan
Cahaya menghilang pada waktu berlalu, dan malam merah sendu
Pemudi tak berani genggam belati
Terlalu tinggi pada diri, rupanya
Namun pemuda tak selalu mencari
Pemudi boleh lupakan diri, untuk mengejar kekasih
Yang mencinta dalam bayang
Perhatikan dan perhatian,
Pada pemuda tak sadar kan sayang
Anda pemudi,
Mencinta dalam diam
Curahkan rasa, hati, menjadi bidadari,
Baginya pada malam
Dan dialah pemuda,
Subjek mencinta dari bayang dan diam
Sedang tertutup hatinya,
Oleh sunyi terang dan bingarnya kelam
Matilah pekanya oleh sentuhan bidadari
Pemudi simpan rasa tak berbentuk, tak berbalas
Hatinya perlahan mati hadapi dingin harapan
Cahaya menghilang pada waktu berlalu, dan malam merah sendu
Pemudi tak berani genggam belati
Terlalu tinggi pada diri, rupanya
Namun pemuda tak selalu mencari
Pemudi boleh lupakan diri, untuk mengejar kekasih
Saturday, March 17, 2012
Untitled
Kenanglah aku,
Bukan sebagai tanda seru yang menggebu bicarakan nafsu
Bukan tanda tanya yang paksa pinta terinjak waktu
Tapi sebagai simbol yang teriakkan maksud pemuda
Bentuk hari baru
Tiga Simbol
Kepada bintang indah yang terangi bumi
Lalu kelapa hijau yang selamatkan hidup dari taring ular
Dan boneka lucu yang temani sepimu
Mana yang kau pilih?
Gadis dari Jogja
Seorang gadis dari Jogja
Berkumpul dengan mausia muda, berbagi canda duka
Hadirmu seperti matahari jingga di dingin pagi
Bangunkanku hadapi hari sepi yang keji
Kisahmu seperti bayang bulan kelabu
Tamparku menoleh pada masa lalu sendu
18 tahun telah kau bernapas
Merangkak merengek perih
Kemudian lari menggenggam mimpi
Maafkan aku tak mengenalmu tapi menulis tentangmu
Selamat ulang tahun, Mel
Selamat nikmati mimpi
Friday, March 16, 2012
Romantisme dalam Waktu
Waktu berjalan begitu cepat,
Kita bosan pada romantisme tapi sesali
Maka waktu beri aku jeda,
Untuk keromantisan abadi dengan sang dewi
Aku tahu apa yang kalahkan waktu
Hanyalah abadikan
Dalam dua dimensi indah romantis kita
Hentikan segala waktu
Mari sini sayangku,
Baringkan tubuhmu di sampingku
Masuklah dalam selimut rindu,
Aku ingin pelukmu penuh
Aku ingin berpuisi secara nakal di belakangmu
Dengan tanganku lingkari tubuhmu
Setan Kecil di Bulan Maret
Ada setan kecil putuskan nadi,
antara dua hati di bulan Maret
Tertawa atas embun pedih,
aliri lirih pipi manis seorang gadis
Terbahak akan ekspresi kecewa,
pada wajah sang adam
Sakit dan pasrah wanita terhentak
Sesal dan merugi lelaki takuti
Lantas,
Kenapa kalian biarkan setan kecil putuskan takdir ?
Tapi tersenyumlah sayangku,
Lelaki tak cuma satu,
Dan wanita bukanlah rapuh
Cinta pasti berlabuh
Semesta belum berhenti,
namun setan kecil takkan pergi
Maret akan berganti April
cerita ini belum berakhir
antara dua hati di bulan Maret
Tertawa atas embun pedih,
aliri lirih pipi manis seorang gadis
Terbahak akan ekspresi kecewa,
pada wajah sang adam
Sakit dan pasrah wanita terhentak
Sesal dan merugi lelaki takuti
Lantas,
Kenapa kalian biarkan setan kecil putuskan takdir ?
Tapi tersenyumlah sayangku,
Lelaki tak cuma satu,
Dan wanita bukanlah rapuh
Cinta pasti berlabuh
Semesta belum berhenti,
namun setan kecil takkan pergi
Maret akan berganti April
cerita ini belum berakhir
Thursday, March 15, 2012
Kelegaan, Lelucon
Aku sedang merasakan kelegaan
Tidak sakit di hati, tapi di sadar
Percakapan sedang baik saja
Bagus kan ?
Lalu sepertinya puisiku hanya untukku
Setan kecil, bulan Maret, hah lelucon
Banyak yang kutulis selagi kau jauh
Hingga aku kehabisan kata detik ini
Memang cinta itu tai kucing
Tapi aku tak ingin percakapan se-asam tai
Maka percakapan kita sedang baik baik saja
Bukan ?
Dewi Malam
Aku adalah pengkhayal, pemimpi, peng-imajinasi gila yang hidup dikala bulan bernyanyi tentang kesedihan dan bintang menari di atas tubuhku yang lemah .
Terdudukku di sini di bawah lampu jalan berhias serangga pecinta listrik, bertemankan secarik kertas kugambar apa yang kulihat ketikaku menutup mata, seorang gadis cantik yang tertidur di atas ranjangnya yang nyaman dalam kamarnya yang megah .
Berjalanku menjauhi pikiranku yang hina , kuberteriak sekeras mungkin “jangan hiraukan aku, abaikan saja aku”, hingga mampu membangunkan hutan yang tertidur lelapnya dan berharap angin menyampaikan bisikku “selamat tidur dewi malam” .
Hildegarde
Here i am catching your glimpse as you walk down the stairs
you , with your pale lips
you , with your fading smile
you , with your empty eyes
Here i am hoping the Aphrodites to make you mind
me , with my bad attitude
me , with my no-romantic sense
me , with my perfectless self
Here i am for the last time
willing , that i will always be around for you
willing , to help you out when your day is busted
willing , to make you happy forever and after
And you Hilde , please do smile as i do my job , cause the only thing that gave me the reason to live my limited life , is your smile
you , with your pale lips
you , with your fading smile
you , with your empty eyes
Here i am hoping the Aphrodites to make you mind
me , with my bad attitude
me , with my no-romantic sense
me , with my perfectless self
Here i am for the last time
willing , that i will always be around for you
willing , to help you out when your day is busted
willing , to make you happy forever and after
And you Hilde , please do smile as i do my job , cause the only thing that gave me the reason to live my limited life , is your smile
Subscribe to:
Posts (Atom)