Friday, December 7, 2012

Simpan Tangisan yang Tak Perlu, Maka Tersenyumlah Selalu

Pernahkah manusia merasa kehilangan hingga tak mampu mencipta kata?
Yang sebenarnya kita tak kehilangan apa - apa
Hanya bersimpati pada manusia lain yang kita sayangi
Bersimpati karena pada mereka yang kita sayangi itulah kehilangan terjadi

Pernahkah mata manusia terasa panas karena ini?

Aku menangis bangga melihat dia yang kusayang kuat akan apa yang menimpanya
Tetap ceria seperti biasa
Bibir meski pucat tetap kembangkan senyum teramat manis darinya
Sungguh aku bangga wahai wanita kuat

Aku tenggelam pada aksara bernada yang kau kenang
Sesak pada dada tapi terasa lega bahwa kau tidak apa - apa
Kamu kuat sayang, aku tenang
Jangan pernah hampakan matamu karena aku ada


Aku yang tidak sempat menangkap semua ekspresimu
Tapi aku mau kamu tetap hidup dengan semua ekspresi indahmu
Kamu lebih indah daripada kupu - kupu paling indah
Kamu bisa hidup lebih dari matahari percikkan cerah

Wanita sepertimu lah yang membuat menulis itu senikmat jatuh cinta
Maka aku menulis, karena sepertinya aku cinta
Kamu

Wednesday, October 31, 2012

Bulan Kemarin

Malam ini sebuah kosong
Langit sudah keterlaluan
Meninggalkan bulan untuk ditawan
Manusia bergetar dengar tangisan bintang

Teganya tinggalkan bulan sendiri
Langit pun mampu diam tak peduli
Bulan adalah aku yang kesepian
Langit, duniaku yang nampak kasihan

Aku mau lihat wajah - wajah itu lagi
Sangatlah boleh diulang berkali - kali
Pantaskah bagiku yang sepi ini
Dirayu kelam kembali dalam sunyi

Oh kekasih kembalilah padaku
Mari sini, sang hati telah lama menunggu
Tapi kini tak perlu lagi kan?
Aku tahu, adalah masa kau kembali dalam pelukan

Kembali melucukan hari - hari
Melucuti mimpi - mimpi
Walau kau kembali
Bukan kekasih

Wednesday, October 17, 2012

konyolnya hari ini

dibombardir
telah hancur pelabuhan ini
perahu ajal-hati telah menepi di puing perlabuhanku
menjemputku membawa lari
layarku inginkan pergi
tapi jangkar berat menjadi

butanya mata jadikan tak sepadan
aku benci tapi tak ingin pergi
aku muak tapi kaki tak bergerak
kasihan hati ini

raditya pergi mencibir
aku risih bertutur sakit
aku enggan menitik sedih
pergi aku mau pergi

pergi...
tidak ada lagi menunggu cinta

Saturday, September 15, 2012

Tak Sepadan oleh Chairil A.

Aku kira
Beginilah nanti jadinya
Kau kawin, beranak dan berbahagia
Sedang aku mengembara layaknya Ahasveros

Dikutuk-sumpahi Eros
Aku merangkaki dinding buta
Tak satu juga pintu terbuka

Jadi baik juga kita padami
Unggunan api ini
Karena kau tidak kan apa apa
Aku terpanggang tinggal rangka.

Friday, September 14, 2012

Menunggulah Cinta

Makhluk tak bercelah datang padaku
Tanpa setetes munafik pun padanya
Sebuah sempurna pada pandangku
Berjalanlah selama waktu lalu bersebelahan aku

Lalu aku menunggu dan menunggu
Pada sebuah tembok tak berpintu
Bukan mengeluh aku pada waktu
Tapi hati ini telah sakit menunggu terbukanya kamu

Aku salah mengerti
Cintanya ada hanya fikirnya bersemu
Maka bergantung aku pada langit pun biru
Menunggu cinta benar tumbuh untuk aku

Aku sungguh mau kamu
Yang selalu bersamaku berbagi senja di depan rumahmu

Aku sungguh kangen kamu
Manakala pelukmu, lalu belai lembut rambutmu

Kamu,
Aku menunggu.

Tuesday, August 7, 2012

Putri Jangan Pergi


Sebenarnya aku ingin meperbudak matahari
Memiliki setiap centi dari malam, hingga menikmati kopi bertahtakan bulan
Kemudian kubendung aliran waktu
Lalu menggila di bawah langit hitam bersamamu

Sayang, mari kita lupakan khayalan
Aku bukanlah sang waktu yang miliki semua detiknya dunia
Aku sang penyair, yang karena puisinya
Bisa merobek celah dalam sungai berdetik kencang olehnya pena
Untuk mencuri sekejap denganmu
Melepas rindu, melontar senyum
Sekedar menggandeng mesra putri seperti biasa
Pada secuil jeda yang kucuri dari waktu
Bukan untuk nafsu
Hanya sesederhana rindu
Karena aku, ingin kamu, ingin sekali 

Sendirinya Pergi.........

Aku bukan siapa, sedang nikmati pedih sendirinya, nyaman muakkan hatinya
Bukan karena benci, bukan asmara, bukan pula tetek bengek hati
Aku muak malam ini karena aku tak memiliki  dan setiap detiknya aku merugi merindu
Merugi merindu atas suatu yang tak pernah aku miliki bahkan bisikkan dalam hati

Beruntungnya Membaca Sebelum Dibaca


Kemarin aku berjalan menuju tapal batas hidupku
Tapi syaraf hentikan tapakku
Aku sadar kumelupakan sesuatu
Pada ujung tempatku berlabuh lalu

Hari ini aku mencari apa yang kulupakan tadi
Yang aku ingat hanyalah aku patah hati
Oh ternyata hal yang duniawi sekali
Aku telah berlaku rugi pada diri sendiri

Besok aku yakin aku akan menulis tentang sebuah cerita
Dimana aku pemeran utama dan kamu kekasihnya
Betapa bodoh aku terpaku, kamu tetap duniawi cinta
Lalu semua kembali pada semu di ujung dunia

Kubersujud pada pencipta alam, saat peralihan malam
Deru getar hati tiap ayat memberi jawaban pada akal
Betapa mengejar dunia adalah fana, dan menyesallah adanya
Harusnya aku seperti kelinci putih lucu yang memancingmu memberinya wortel yang segar
Meninggikan kualitas ketuhananku sehingga duniawipun menyertai langkahku

Saturday, August 4, 2012

Mumbling.....


Aku menulis karena orang di sekelilingku menulis
Salah satu temanku menulis tentang takdir
Tapi aku tidak setuju dengannya
Dia memiliki pendapat yang berbeda denganku tapi aku tak merasa perlu merubah pikirannya
Karena manusia lahir dengan pemikirannya, yang unik, dan itu yang membedakan kita, bukan?
Maka bukan hak kita untuk merubah seseorang tanpa alasan yang jelas, apalagi kepuasan diri sendiri.
Memang kebenaran hanya ada satu, kita manusia, tidak selalu tahu mana yang benar dan yang salah, dan kita tidak diwajibkan slalu benar, karena yang maha benar itu ada, ya kalian sudah tahu siapa, maka pujilah dan percayalah padaNYA.
Oh, aku teringat tentang salah satu puisiku, “maka percakapan kita sedang baik saja, bukan?”
Aku baru sadar bahwa kita sudah tidak memiliki percakapan apapun, jarak membisukan, sebuah insiden memecahkan, aku benci dengan sok bijakmu, kamu benci aku, tapi aku takkan pernah memutus silaturahmi, terlalu konyol untuk itu.
Sudah lama aku ingin bercakap – cakap dengan teman – teman yang tak pernah kutemui, and i just did, here in this university,” life is as fascinating as always, you just need to try to see it from every point-of-view to see its beauty” itu adalah bukan kalimat pertama yang kubayangkan saat menulis hal ini.
Dan manakala teman kita bertambah, membagi waktu adalah hal yang susah, maka gunakan waktu sebijak mungkin kawanku, kita tidak akan pernah tau apa yang telah kita lewatkan, and as you know “time is as sad as a river, it flows one way, and can never flow backwards, time has it pleasanty to make you sad, and grieve in regret
Haaa, enough with the sad and gloomy atmosphere, its good to live alone in this big and confusing city, you always get what you never expected.
I have the feeling that if i can not control myself, it would be the end for me, well, God help me, please.
I have no intentions in getting on a romantic relationship with anyone here, but the temptations are always there to bother, devils sure are an evil, and humans are humans, lets not fall to their temptation.
Oh, try to listen to White Shoes and The Couples Company for you who adores and respects the old-school, worth to listen.

Belati Tepi Nadi


Ada perang bahkan di belakang rumahku
Mereka nyatakan hati pada pucuk belati
Bukan maksut telah aku berlari
Tapi siapa yang mau mati?
Aku sudah tidak kenal dunia ini
Bukan hanya asing, tapi sudah lain
Yang mana kutahu bahwa risala hati tidak butuh adanya sobekan nadi
Maka lebih baik puisikan sayang kemudian mati kelaparan
Daripada lupakan diri lalu mati berbagi sedih, tanpa punya hati
Ada kakek menghisap sebatang kretek berteriak kepadaku
“mengapa tak ingat mereka akan apa itu indah, seperti yang diajarkan ibu – ibu mereka, pada damainya suatu masa”

Sunday, June 24, 2012

Paskibra Bhawikarsu

Tinggalkan ayah tinggalkan ibu,
Izinkan kami pergi berjuang
Di bawah kibaran merah putih,
Tak gentar ayo maju

Tidaklah kembali pulang,
Sebelum kita yang menang
Walau mayat terkapar di medan juang,
Tapi kita tak akan gentar

Maju ayo maju maju
Singkirkan dia dia dia

Wednesday, April 4, 2012

Pemudi pada Cinta

Andalah pemudi,
Yang mencinta dalam bayang
Perhatikan dan perhatian,
Pada pemuda tak sadar kan sayang

Anda pemudi,
Mencinta dalam diam
Curahkan rasa, hati, menjadi bidadari,
Baginya pada malam

Dan dialah pemuda,
Subjek mencinta dari bayang dan diam
Sedang tertutup hatinya,
Oleh sunyi terang dan bingarnya kelam

Matilah pekanya oleh sentuhan bidadari
Pemudi simpan rasa tak berbentuk, tak berbalas
Hatinya perlahan mati hadapi dingin harapan
Cahaya menghilang pada waktu berlalu, dan malam merah sendu

Pemudi tak berani genggam belati
Terlalu tinggi pada diri, rupanya
Namun pemuda tak selalu mencari
Pemudi boleh lupakan diri, untuk mengejar kekasih



Saturday, March 17, 2012

Untitled

Kenanglah aku,
Bukan sebagai tanda seru yang menggebu bicarakan nafsu
Bukan tanda tanya yang paksa pinta terinjak waktu
Tapi sebagai simbol yang teriakkan maksud pemuda
Bentuk hari baru

Tiga Simbol

Kepada bintang indah yang terangi bumi
Lalu kelapa hijau yang selamatkan hidup dari taring ular
Dan boneka lucu yang temani sepimu
Mana yang kau pilih?

Gadis dari Jogja

Seorang gadis dari Jogja
Berkumpul dengan mausia muda, berbagi canda duka
Hadirmu seperti matahari jingga di dingin pagi
Bangunkanku hadapi hari sepi yang keji
Kisahmu seperti bayang bulan kelabu
Tamparku menoleh pada masa lalu sendu
18 tahun telah kau bernapas
Merangkak merengek perih
Kemudian lari menggenggam mimpi
Maafkan aku tak mengenalmu tapi menulis tentangmu
Selamat ulang tahun, Mel
Selamat nikmati mimpi

Friday, March 16, 2012

Romantisme dalam Waktu

Waktu berjalan begitu cepat,
Kita bosan pada romantisme tapi sesali
Maka waktu beri aku jeda,
Untuk keromantisan abadi dengan sang dewi

Aku tahu apa yang kalahkan waktu
Hanyalah abadikan
Dalam dua dimensi indah romantis kita
Hentikan segala waktu

Mari sini sayangku,
Baringkan tubuhmu di sampingku
Masuklah dalam selimut rindu,
Aku ingin pelukmu penuh
Aku ingin berpuisi secara nakal di belakangmu
Dengan tanganku lingkari tubuhmu

Setan Kecil di Bulan Maret

Ada setan kecil putuskan nadi,
antara dua hati di bulan Maret
Tertawa atas embun pedih,
aliri lirih pipi manis seorang gadis
Terbahak akan ekspresi kecewa,
pada wajah sang adam

Sakit dan pasrah wanita terhentak
Sesal dan merugi lelaki takuti
Lantas,
Kenapa kalian biarkan setan kecil putuskan takdir ?

Tapi tersenyumlah sayangku,
Lelaki tak cuma satu,
Dan wanita bukanlah rapuh
Cinta pasti berlabuh

Semesta belum berhenti,
namun setan kecil takkan pergi
Maret akan berganti April
cerita ini belum berakhir

Thursday, March 15, 2012

Kelegaan, Lelucon

Aku sedang merasakan kelegaan
Tidak sakit di hati, tapi di sadar
Percakapan sedang baik saja
Bagus kan ?
Lalu sepertinya puisiku hanya untukku
Setan kecil, bulan Maret, hah lelucon
Banyak yang kutulis selagi kau jauh
Hingga aku kehabisan kata detik ini
Memang cinta itu tai kucing
Tapi aku tak ingin percakapan se-asam tai
Maka percakapan kita sedang baik baik saja
Bukan ?

Dewi Malam

Aku adalah pengkhayal, pemimpi, peng-imajinasi gila yang hidup dikala bulan bernyanyi tentang kesedihan dan bintang menari di atas tubuhku yang lemah .

Terdudukku di sini di bawah lampu jalan berhias serangga pecinta listrik, bertemankan secarik kertas kugambar apa yang kulihat ketikaku menutup mata, seorang gadis cantik yang tertidur di atas ranjangnya yang nyaman dalam kamarnya yang megah .

Berjalanku menjauhi pikiranku yang hina , kuberteriak sekeras mungkin “jangan hiraukan aku, abaikan saja aku”, hingga mampu membangunkan hutan yang tertidur lelapnya dan berharap angin menyampaikan bisikku “selamat tidur dewi malam” .

Hildegarde

Here i am catching your glimpse as you walk down the stairs
you , with your pale lips
you , with your fading smile
you , with your empty eyes
Here i am hoping the Aphrodites to make you mind
me , with my bad attitude
me , with my no-romantic sense
me , with my perfectless self
Here i am for the last time
willing , that i will always be around for you
willing , to help you out when your day is busted
willing , to make you happy forever and after
And you Hilde , please do smile as i do my job , cause the only thing that gave me the reason to live my limited life , is your smile